twitter
googleplus
facebook

Blogroll

Rabu, 31 Oktober 2012

Meluruskan Pandangan Sempit Kelompok Eksklusif


“Jika mengkafirkan seorang muslim saja berakibat pada dosa yang besar, bagaimana dengan pengkafiran yang dituduhkan pada seketompok muslimin yang terbanyak, dan menuduh mereka berbuat syirik”
Sering kali kita temukan dalam selebaran, majalah, internet dsb. yang berisi penghujatan dan. pengkafiran terhadap orang-orang yang bertawasul kepada Nabi SAW. Caci maki dan tuduhan syirik ini tidak hanya ditujukan kepada sebagian dari kaum muslimin, Prof. Dr. Sayid Muhammad bin Alwi Al-Maliky bahkan tidak luput dari caci maki dan tuduhan syirik oleh segelintir kaum ini. Lewat sebuah buku yang berjudul Hadzihi Mafahimuna guru besar ulama senusantara ini oleh Ibnu Mani’ dituduh sebagai penyebar bid’ah dan orang musyrik. Secara kasar, ia mengeritik Abuya Maliky yang bermazhab Maliki ini – seperti gaya kaum Khawarij yang begitu mudah mengkafirkan lawan yang tak sefaham.

Sekilas Ulasan

>>> Sekilas Ulasan <<<
Pengajian Rabu Pagi 31 Oktober 2012 
Ada beberapa point yang sangat menarik pada pengajian kali ini :
1. Segala jenis kedudukan adalah termasuk dunia. Pondok Pesantren, Majlis Ilmi, Kiai, Ustadz, dsb itu adalah Dunia. Yang menjadikan Akhirat adalah Mengajar memberikan ilmu kepada seseorang. selalu membimbing kepada kebaikan dan ridlo Allah.

Kamis, 25 Oktober 2012

Kurban dalam Narasi Demokrasi
Hari raya kurban adalah perayaan relasi mendekatkan diri dan hati kepada zat yang transsendental (Allah). Berasal dari bahasa Arab qaraba (mendekat), kurban memiliki dimensi eksistensial yang agung, bahwa hamba (manusia) semestinya senantiasa dekat dengan Allah. Gebalau dunia menciptakan manusia-manusia yang terkotori oleh hasrat duniawi sehingga pelahan menjauhi nilai-nilai keilahian. Karena manusia adalah homo simbolis (manusia simbol).
Kurban menjadi ruang bagi tanda, petanda, dan penanda untuk arena tafsir, demi memahami pesan Tuhan secara konstekstual. Kegagalan memahami simbol ritual kurban akan menjatuhkan ibadah ini pada tingkat banalisme, yang semakin menjustifikasi manusia sebagai homo festifus (manusia festival/perayaan) dan homo ludens (manusia bermain). 

Minggu, 21 Oktober 2012

Bangun Shubuh? Why Not.
Shubuh adalah awal aktifitas dimulai. Waktu shubuh kira-kira mulai terbitnya fajar shodiq sampai terbitnya matahari. Udara yang bersih dan sejuk, kokok ayam saling bersahutan, kicauan burung terdengar merdu, langit kemerah-merahan di ufuk timur dan diakhiri dengan terbitnya sang mentari, itu adalah potret shubuh. indah bukan? dan mengapa manusia seringkali melewatkannya?.

Sabtu, 20 Oktober 2012

KRISIS PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Krisis Pelajaran Bahasa Indonesia
Oleh Junaidi Abdul Munif

Bahasa sejatinya adalah menunjukkan bangsa. Melihat tingkat kemajuan bangsa bisa dilihat dari bagaimana sebuah bahasa tersebut hidup dan menjadi elan (semangat) suatu masyarakat. Bangsa-bangsa yang maju di dunia adalah bangsa-bangsa yang memegang teguh bahasa asli (bahasa ibu) sebagai bahasa yang diperlakukan secara bermartabat. Eksistensi dan kemajuan suatu negara ditentukan dari kultur berbahasa (literasi) masyarakatnya. 

Karakteristik Ulama Nahwu


KARAKTERISTIK ULAMA NAHWU (NUHAT) KUFAH BASRAH

Pendahuluan

Tidak dipungkiri, bahasa adalah alat komunikasi, sarana yang digunakan seseorang (atau mungkin juga hewan) untuk menyampaikan keinginan maupun ide kepada orang lain. Bahasa adalah sarana untuk menginformasikan sesuatu atau keadaan kepada orang lain. Bahasa harus jelas dan bisa dimengerti bersama antara yang menyampaikan dan yang menerima. Bila bahasa tersebut hanya dimengerti oleh salah satu pihak, tidak akan terjadi proses komunikasi. Konon, keadaan bangsa Indonesia yang masih terbelakang, juga karena sistem bahasa (prakteknya) yang tidak jelas dan mengandung banyak ambiguitas.

Jumat, 19 Oktober 2012

Selayang Pandang Pondok Pesantren Luhur Wahid Hasyim Semarang


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berbagai lompatan peradaban yang dicapai manusia modern dewasa ini tidak serta meminggirkan posisi agama bagi manusia. Sebaliknya, justru kita melihat bahwa agama saat ini semakin mengokohkan perannya sebagai salah satu sumber spiritualitas yang terus dicari. Tidak hanya di Timur, di Negeri  Barat pun kita melihat trend perkembangan menarik berupa maraknya perhatian terhadap agama. Pada akhirnya kita melihat bahwa agama semakin diakui eksistensinya sebagai penopang modernitas.
            Di Indonesia, salah satu wujud perhatian besar kepada nilai-nilai  agama itu, kita jumpai  pada merebaknya berbagai kelompok kajian dan ta’lim serta tumbuh suburnya sekolah-sekolah yang mencoba menerapkan model pendidikan ganda, antara pendidikan umum dan agama. Selaian menawarkan pendidikan umum berkualitas, banyak sekolah bermetaforakan menjadi sekolah “plus” atau “terpadu” dengan menawarkan pengajaran agama dan komprehensif. Berbagai  boarding shcool dan sekolah berasrama itu dibentuk dengan dilandasi pemikiran  bagaimana mencetak anak didik yang utuh, yang mengusai ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus kepribadian dan akhlak yang mulia.

Sekilas Pondok Pesantren


Menurut pendapat para ilmuwan, istilah pondok pesantren adalah merupakan dua istilah yang mengandung satu arti. Orang Jawa menyebutnya “pondok” atau “pesantren”. Sering pula menyebut sebagai pondok pesantren. Istilah pondok barangkali berasal dari pengertian asrama-asrama para santri yang disebut pondok atau tempat tinggal yang terbuat dari bambu atau barangkali berasal dari bahasa Arab “funduq” artinya asrama besar yang disediakan untuk persinggahan.
Jadi pesantren secara etimologi berasal dari kata santri yang mendapat awala pe- dan akhiran -an sehingga menjadi pe-santria-an yang bermakna kata “shastri” yang artinya murid. Sedang C.C. Berg. berpendapat bahwa istilah pesantren berasal dari kata shastri yang dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu, atau seorang sarjana ahli kitab-kitab suci agama Hindu. Kata shastri berasal dari kata shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku suci agama atau buku-buku tentang ilmu pengetahuan.

Selasa, 27 Maret 2012

Pesantren

Pondok pesantren, atau sering disingkat pondok atau ponpes, adalah sekolah Islam berasrama yang terdapat di Indonesia. Pendidikan di dalam pesantren bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang al-Qur'an dan Sunnah Rasul, dengan mempelajari bahasa Arab dan kaidah-kaidah tata bahasa-bahasa Arab. Para pelajar pesantren (disebut sebagai santri) belajar di sekolah ini, sekaligus tinggal pada asrama yang disediakan oleh pesantren. Institusi sejenis juga terdapat di negara-negara lainnya; misalnya di Malaysia dan Thailand Selatan yang disebut sekolah pondok, serta di India dan Pakistan yang disebut madrasa Islamia.

Senin, 26 Maret 2012

Pendahuluan


Pengembangan pondok pesantren dilingkungan kampus sebenarnya dilandasi semangat dan keinginan mulia untuk mencetak kader bangsa dari kalangan generasi muda umat islam agar memiliki kemampuan akademik mumpuni sesuai tuntutan zaman dengan tidak meningggalkan aqidah dan akhlak islamiyah. Hal itu terbersit dari tujuan pendirian beberapa pesantren kampus yang biasanya ditujukan untuk mencetak muslim yang unggul, intelek, dan profesional yang memiliki kemantapan aqidah dan kedalaman spiritual serta berakhlqul karimah.

Sample Text

Blogger news

Copyright © 2012 PPLWH-Semarang | Powered by Aieq. Diberdayakan oleh Blogger.

Social Icons

Social Icons

Cari Blog Ini

Featured Posts

 

Pengikut

About This Template

ASMAUL HUSNA


About Me

Foto Saya
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
Jl. Menoreh Tengah II/ 14 Sampangan