twitter
googleplus
facebook

Blogroll

Jumat, 19 Oktober 2012

Selayang Pandang Pondok Pesantren Luhur Wahid Hasyim Semarang


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berbagai lompatan peradaban yang dicapai manusia modern dewasa ini tidak serta meminggirkan posisi agama bagi manusia. Sebaliknya, justru kita melihat bahwa agama saat ini semakin mengokohkan perannya sebagai salah satu sumber spiritualitas yang terus dicari. Tidak hanya di Timur, di Negeri  Barat pun kita melihat trend perkembangan menarik berupa maraknya perhatian terhadap agama. Pada akhirnya kita melihat bahwa agama semakin diakui eksistensinya sebagai penopang modernitas.
            Di Indonesia, salah satu wujud perhatian besar kepada nilai-nilai  agama itu, kita jumpai  pada merebaknya berbagai kelompok kajian dan ta’lim serta tumbuh suburnya sekolah-sekolah yang mencoba menerapkan model pendidikan ganda, antara pendidikan umum dan agama. Selaian menawarkan pendidikan umum berkualitas, banyak sekolah bermetaforakan menjadi sekolah “plus” atau “terpadu” dengan menawarkan pengajaran agama dan komprehensif. Berbagai  boarding shcool dan sekolah berasrama itu dibentuk dengan dilandasi pemikiran  bagaimana mencetak anak didik yang utuh, yang mengusai ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus kepribadian dan akhlak yang mulia.
            Model dan pola pendidikan tersebut memiliki beberapa kelebihan terutama dalam bidang pembentukan kepribadian dan karakter. Pada dasarnya hal tesebut mencoba menangkap ruh pendidikan pesantren dimana santri sebagai anak didik tidak sekedar mendapat pengetahuan kognitif, tetapi setiap hari dikondisikan dalam suasana lingkungan yang baik di samping secara langsung dipilih contoh hidup oleh kiai pengasuhnya. Beberapa kelebihan yang mencuat adalah bahwa pola pendidikan ini berupaya mengembangkan tipe bentuk pembentukan perilaku, kepribadian karakter secara koperensif. Sebagaimana dalam study psikologi sosial, perilaku bisa dibentuk melalui insight (pemberian pengertian), kondisioning  (pengkondisian lingkungan) dan modeling (pemberian contoh). (Bimo Walgito:1987). Ketiga hal ini lah yang melekat dalam kehidupan pesantren.
            Beberapa perguruan tinggi  mencoba mengejawantahkan konsep tersebut dalam bentuk pesantren mahasiswa. Model pesantren mahasisiwa diyakini memberi nilai lebih mahasiswa.  Selain mendapat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, mahasisiwa juga memperoleh pengetahuan dan nilai-nilai luhur agama. Setidaknya, model-model pesantren mahasiswa diyakini cukup efektif perannya sebagai “kondisioning media” untuk meredam bebagai perilaku negatif yang mungkin muncul dikalangan mahasiswa.
            Yang lebih mendasar, pengembangan pondok pesantren di lingkungan kampus sebenarnya dilandasai semangat dan keinginan mulia untuk mencetak kader bangsa dari kalangan generasi muda umat Islam agar memiliki kemampuan akademik mumpuni sesuai tuntutan zaman dengan tidak meninggalkan akidah dan akhlah islamiah. Hal itu terbesit dari tujuan pendirian beberapa pesantren kampus yang biasanya ditujukan untuk mencetak muslim yang unggul, intelek, dan profesional yang memiliki kemantapan akidah dan kedalaman spritual serta berakhlaqul karimah.
            Dalam kaitan tersebut, Universitas Wahid Hasyim juga telah lama mencoba mengembangkan sebuah pesantren kampus yang unggul (Pondok Pesanteren Luhur Wahid Hasyim-PPLWH). Pengembangan PPLWH ini dilandasi pemikiran untuk mencetak cendikiawan profesional bertaqwa dan berbudaya, seperti simbol pertautan ilmu pengetahuan dan teknologi di satu sisi serta penguasaan agama di sisi lain, sebagaimana Universitas Wahid Hasyim. Dalam kontek yang luas, kebutuhan untuk menghadirkan sosok pribadi yang handal serta memiliki visi kebangsaan dan kemajemukan yang kuat juga merupakan suatu kebutuhan yang didasari para pendiri Universitas Wahid Hasyim. Dalam kaitan ini, PPLWH diharapkan meneruskan dan mewariskan paham ahlu sunnah wal jamaah (aswaja) yang syarat dengan inklusifitas dan toleransi sebagaimana nilai-nilai tasawuf, tawasuth, dan i’tidal dirasakan semakin perlu diwariskan. Ajaran ini telah menjadi pijakan pokok pikir dan perilaku ubudiyah dan sosial yang menjadi semakin penting eksisitensinya. Apalagi ditengah merebaknya radikalisasi dan terorisme berbasis agama, maka ajaran yang menghargai kemajemukan itu semakin dibutuhkan dalam konteks masyarakat yang plural seperti indonesia.
            Selain itu, sebagai Universitas yang memiliki ikatan emosional dengan Jamaah (warga) Nahdhatul Ulama (NU) sekaligus memiliki ikatan historis dan berada dalam naungan jam’iyyah (organisasi) Nahdatul Ulama, pesantren mahasisiwa jadi penegak jatidiri Universitas Wahid Hasyim. Hal ini terkait dengan tujuan pendirian Universitas ini yang juga dimaksudkan sebagai khidmah (pengabdian) terhadap warga dan organisasi Nahdatul Ulama yang sangat melekat dengan karakteristik dunia pesantren.
            Pada dataran praktis, dijumpai pula banyak orang tua dan calon mahasiswa yang tertarik untuk melanjutkan studi di Universitas Wahid Hasyim Semarang karena nilai lebih ini. Banyak orang tua mahasiswa yang sangat mengharapkan putra - putrinya bisa melanjutkan studi kuliah di Universitas Wahid Hasyim dengan tinggal di pesantren. Mereka mengaku lebih merasa tentram bila putra-putrinya bisa kuliah dan tinggal di pesantren.
A.                Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Luhur Wahid Hasyim
            Sebagai bagian integral kampus, sejarah perkembangan Pesantren Luhur Wahid Hasyim PPLWH sangat terkait dengan sejarah  perkembangan Universitas Wahid Hasyim. Sejak  pendirian kampus pada tahun 2000, Universitas Wahid Hasyim telah mulai merintis pesantren mahasiswa (Pondok Pesantren Luhur Wahid Hasyim) ini meski dalam bentuk sederhana. Sehingga pada tanggal 10 Oktober 2000, beberapa bulan setelah Universitas Wahid HaSyim Semarang berdiri. Awalnya, pesantren masih berupa rumah tinggal yang dikontrak oleh Universitas Wahid Hasyim untuk tinggal menetap dan mengaji para santri. Dengan kondisi tesebut, maka sisitem pendidikan dan kepengasuhan belum berjalan optimal disamping daya tampung PPLWH masih sangat terbatas. Universitas pada akhirnya memutuskan baru menerima santri putra untuk menetap.
 Seiring perkembangan dan usia kampus Universitas Wahid Hasyim, rumah tinggal dan tanah tempat PPLWH berada akhirnya dibeli dan menjadi milik Universitas Wahid Hasyim dengan  kapasitas ruang dan kondisi bangunan yang kurang refresentatif berdinding kayu dan berlantai semen serta karena faktor usia, PPLWH saat ini hanya menampung 25 santri putra, bangunan yang ada berisi enam kamar tidur santri, satu ruang kantor, satu ruang tamu yang menjadi ruang mengaji, ruang dapur dan dua ruang kamar mandi. penataan dan perbaikan kemudian terus dilakukan baik fisik maupun sistem pendidikannya. pada tahun keempat, pemikiran dan tekad untuk memformulasikan format PPLWH yang ideal semaikin mengental. Pada akhirnya universitas merasa sangat mendesak untuk dilakukan pembangunan Pondok Pesantren Luhur Wahid  Hasyim. Alasannya, dengan bangunan fisik yang ideal, maka sistem pendidikan pesantren serta optimalisasi fungsinya akan lebih bisa dilakukan secara maksimal. Dan juga diperkuat oleh tuntutan karena orang tua mahasiswa yang mengaku lebih merasa tentram bila putranya bisa kuliah dan tinggal di pesantren.  
Seiring dengan perkembangannya, Pondok Pesantren Luhur Wahid Hasyim Semarang sudah mempunyai bangunan tiga lantai yang ditempati oleh santri putra. Sementara santri putri yang dulunya menempati bangunan dibelakang Rektorat, kini bertempat di rusunawa (Rumah susun mahasiswa) tiga lantai sebelah barat kampus dua Universitas Wahid Hasyim Semarang.
1.    Santri
Santri Pondok Pesantren Luhur Wahid Hasyim Semarang pada tahun kepengurusan 2012 mencapai jumlah 261 jiwa yang terdiri atas 111 santri putra dan 150 santri putri dan berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur seperti Semarang, Demak, Kudus, Jepara, Pati, Grobogan, Rembang, Blora, Kendal, Batang, Pekalongan, Tegal, Brebes, Wonosobo, Kebumen, Purwokerto, Cilacap, Tuban, Gresik, Bojonegoro, Surabaya, Madura, Probolinggo, Cirebon, Indramayu, dan masih banyak lagi bahkan banyak juga yang berasal dari luar Jawa.
Secara umum, jumlah santri yang berdomisili di Pondok Pesantren Luhur Wahid Hasyim Semarang sejak tahun 2000 hingga tahun 2012 selalu bertambah peminatnya untuk menimba ilmu di pesantren mahasiswa ini.
2.    Kepengurusan Pondok Pesantren
Adanya kepengurusan di Pondok Pesantren Luhur Wahid Hasyim Semarang dipelopori oleh santri angkatan pertama tahun 2000 sejak berdirinya pondok pesantren. Tanggungjawab pengaturan santri yang semula dipegang oleh pengasuh kemudian dilimpahkan kepada pengurus yang dipimpin oleh Lurah (Sebutan pimpinan Pondok Pesantren). Pengelolaan Pondok Pesantren Luhur Wahid Hasyim Semarang secara umum ditangani pengasuh, akan tetapi dalam kesehariannya pengelolaan pesantren itu dilimpahkan kepada pengurus pesantren, baik pengurus putra ataupun putri.
Pemilihan lurah Pondok Pesantren Luhur Wahid Hasyim Semarang dilakukan dengan metode pemilihan umum yang diadakan setiap dua tahun sekali pada tahun 2000-2007, namun pada tahun 2007-2012 pemilihan lurah diadakan setiap satu tahun sekali. Setiap santri memiliki suara untuk memilih dan berhak dicalonkan menjadi kandidat lurah pesantren dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan. Akan tetapi mulai tahun 2011-2012 pemilihan lurah pondok pesantren putra khususnya, mengalami perubahan metode pemilihan lurah yaitu menggunakan metode pengangkatan langsung oleh pengasuh. Setelah pemilihan atau pengangkatan lurah pesantren, kemudian lurah terpilih menunjuk wakil, sekretaris, bendahara dan departemen-departemen berdasarkan kesepakatan tim formatur yang terdiri dari atas lurah terpilih, lurah demisioner, mantan lurah dan sesepuh pondok pesantren.

  • Title : Selayang Pandang Pondok Pesantren Luhur Wahid Hasyim Semarang
  • Labels :
  • Author :
  • Rating: 100% based on 10 ratings. 5 user reviews.
  • 1 komentar:

    1. mungkin bisa diperbaharui lagi untuk masalh konten nya..karena ini terakhir juga 2012

      BalasHapus

    Sample Text

    Blogger news

    Copyright © 2012 PPLWH-Semarang | Powered by Aieq. Diberdayakan oleh Blogger.

    Social Icons

    Social Icons

    Cari Blog Ini

    Featured Posts

     

    Pengikut

    About This Template

    ASMAUL HUSNA


    About Me

    Foto Saya
    Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
    Jl. Menoreh Tengah II/ 14 Sampangan